• Beranda
  • Berita
  • Artikel
  • Profil
  • Dokumen
  1. Home
  2. Berita
  3. LOWONGAN UNTUK MENJADI CAMPAIGN AND ADVOCACY STAFF

LOWONGAN UNTUK MENJADI CAMPAIGN AND ADVOCACY STAFF

Share:
94 views
06 March 2025

Kepada seluruh warga Gereja Toraja,

Yayasan Motivator Pembangunan Masyarakat (YMPM) Kondoran membutuhkan tenaga staf untuk dikontrak pada program Rural Youth Climate Action Movement For Cool Farming in Indonesia (RYCAM) dengan Posisi Campaign and advocacy Staff. BPS Gereja Toraja selaku Pembina YMPM mengundang warga Gereja Toraja yang memenuhi syarat untuk mendaftar. Formasi, kualifikasi yang dibutuhkan, serta syarat dan ketentuan dapat dibaca dalam lampiran lowongan  

Batas akhir pengiriman berkas selambat-lambatnya 15 Maret 2025. Informasi lebih lanjut dapat menghubungi Manajer Program Motivator, Sdr. Tandu Ramba pada nomor 081343604500.

Redaksi 2
Editor : Redaksi 2

Berita Terpopuler

Redaksi 2

Melewati Banjir Demi Pekabaran Injil

Eltuin

Adakan Pembinaan Pegawai se-Klasis Makassar Tengah, BPK...

Redaksi 2

70 Peserta Dinyatakan Lulus Tes Calon Proponen Gereja T...


Berita Lainnya

Sabtu, 01 Maret 2025

MEWUJUDKAN ECCLESIA DOMESTICA (Laporan dari Sidang MPL PGI 2025 di Batu Malang 7...

Sidang Majelis Lengkap Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (MPL-PGI) tahun 2025 diselenggarakan pada tanggal 7-10 Februari 2025 di Batu, Malang, Jawa Timur. Tuan dan Puan Rumah adalah Gereja Protestan Indonesia di Bagian Barat (GPIB).  Kegiatan ini merupakan sidang tahunan pertama setelah Sidang Raya XVIII PGI 2024 di Toraja. Dengan demikian Sidang MPL 2025 adalah sidang pertama yang bertugas menterjemahkan Keputusan SR Toraja menjadi Program Kerja Lima Tahun (Prokelita) PGI 2024-2029.

Ketua Umum BPS Gereja Toraja hadir di Sidang MPL sebagai Ketua 1 MPH PGI 2024-2029. Anggota MPL PGI dari Gereja Toraja, Pdt. Christian Tanduk, M.Th, berhalangan untuk hadir, sehingga diwakilkan kepada Wakil Sekretaris Umum, Pnt. Yunus Buana Patiku. Selain itu, ada 4 peserta MPL PGI 2025 dari Gereja Toraja yang hadir mewakili lembaga yang berbeda, yakni mantan Ketua 1 BPS Gereja Toraja yang saat ini sedang menjabat sebagai Presiden WCC Pdt. Dr. Henriette Hutabarat Lebang, M.A. yang juga hadir mewakili Lembaga Alkitab Indonesia; Pdt. Daniel Patandianan, S.Th, yang hadir sebagai utusan PGIW Kalimantan Utara; Pdt. Doli Rante Pangloli, S.Th yang hadir sebagai anggota MPL Mitra Pemuda dan Apt. Dahlia Dahlan, S.Farm., yang hadir sebagai anggota MPL Mitra Perempuan.

 

ISU SENTRAL

  • Ecclesia Domestica

Isu sentral yang berkembang selama persidangan diangkat dari pendalaman keputusan Sidang Raya PGI 2024 di Toraja. Salah satu isu utama yang menjadi perhatian adalah krisis dalam keluarga. Meningkatnya angka perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga menjadi keprihatinan besar, disertai dengan dampak negatif dari teknologi digital seperti pornografi dan kecanduan media sosial. Selain itu, ketimpangan sosial ekonomi, kekerasan berbasis gender, eksploitasi seksual, serta perdagangan manusia turut memperburuk kondisi keluarga.

  • Kiamat Ekologis

Tanggung jawab gereja terhadap isu lingkungan hidup menjadi perhatian utama. Kerusakan lingkungan akibat pertambangan dan alih fungsi lahan telah memicu bencana ekologis seperti banjir dan tanah longsor, serta krisis air bersih yang mengancam kehidupan masyarakat. Gereja diharapkan mengambil peran aktif dalam advokasi kebijakan yang mendukung kelestarian lingkungan, mendorong kesadaran ekoteologi, serta membangun solidaritas dengan komunitas terdampak untuk menjaga keadilan ekologis dan kesejahteraan bersama.

  • Revitalisasi Pendidikan

Banyak lembaga pendidikan yang dikelola oleh gereja mengalami kemunduran, baik dalam kualitas maupun daya saing. Padahal, pendidikan merupakan bagian tak terpisahkan dari pekabaran Injil, karena melalui pendidikan, nilai-nilai Kristiani dapat ditanamkan dan generasi mendatang dapat dipersiapkan menjadi pemimpin yang berintegritas. Oleh karena itu, gereja harus lebih serius dalam memajukan pendidikan, baik dengan meningkatkan kualitas tenaga pendidik, memperbaiki sarana prasarana, maupun memastikan akses pendidikan yang inklusif dan berkualitas bagi semua kalangan.

 

BEBERAPA CATATAN TENTANG KEPUTUSAN-KEPUTUSAN STRATEGIS

  • Ecumenical in Action-Berbagi Roti

PGI mendorong sinode-sinode gereja anggotanya untuk mewujudkan Ecumenical in Action sebagai wujud nyata dari semangat kebersamaan dalam persekutuan gereja-gereja di Indonesia. Hal ini dapat dilakukan melalui kerja sama yang erat dalam berbagai bidang pelayanan, termasuk pendidikan, sosial, dan advokasi, serta keterlibatan aktif dalam menjawab tantangan yang dihadapi jemaat dan masyarakat.

  • Menjadi Saudara Bagi Alam

Gereja harus memposisikan diri sebagai saudara bagi alam dengan menyadari bahwa seluruh ciptaan Tuhan, termasuk manusia dan lingkungan, saling terhubung dalam satu kesatuan ekologi yang utuh. Sebagai saudara, gereja tidak boleh bersikap eksploitatif terhadap alam, tetapi harus menjaganya dengan penuh kasih dan tanggung jawab, sebagaimana manusia dipanggil untuk merawat dan mengusahakan bumi (Kejadian 2:15). 

  • Literasi Digital

Kemajuan teknologi membawa dampak besar bagi kehidupan anak-anak, tetapi jika tidak diawasi dengan baik, dapat menimbulkan berbagai bahaya dan pengaruh negatif. Paparan berlebihan terhadap gawai dan internet dapat menyebabkan kecanduan, menurunkan interaksi sosial, serta menghambat perkembangan keterampilan emosional dan komunikasi anak.

  • Eksploitasi Hak Masyarakat Adat

Hilangnya hak masyarakat adat atas tanah mereka menjadi salah satu dampak serius dari ekspansi investasi besar, terutama di sektor perkebunan, pertambangan, dan infrastruktur. 

  • Penjemaatan DKG

Sosialisasi dan penjemaatan Dokumen Keesaan Gereja (DKG) 2024-2029 merupakan tanggung jawab utama sinode-sinode anggota PGI dan tidak boleh hanya diserahkan kepada PGI di Salemba 10. Sebagai bagian dari komitmen ekumenis, setiap sinode harus mampu menerjemahkan isi dan makna DKG secara kontekstual hingga ke tingkat jemaat.

Laporan lengkap dapat dibaca di “MEWUJUDKAN ECCLESIA DOMESTICA” 

 

Pewarta : Yunus Buana Patiku

Rabu, 26 Maret 2025

Ketua Umum Panitia HUT ke-78 Gereja Toraja, William P. Sabandar: Hutan Toraja Me...

Pelaksanaan Ibadah Raya I sebagai rangkaian pembukaan perayaan Ulang Tahun ke-78 Gereja Toraja tahun 2025 berlangsung di Hutan Buntu Talling, Mengkendek, Tana Toraja. Ibadah raya dipimpin oleh Pdt. Robert Patannang Borrong, PhD, Ketua Majelis Pertimbangan Gereja Kristen Sulawesi Barat (GKSB). Bertolak dari bacaan Mazmur 104:30, pendeta Robert yang juga seorang penulis buku berjudul "Etika Bumi Baru" mengulas banyak hal sekaitan dengan upaya merawat bumi. 

Pemilihan hutan sebagai tempat pelaksanaan kegiatan sejalan dengan komitmen ketua umum panitia, William P. Sabandar, M.Eng.Sc., Ph.D. yang punya rekam jejak yang cukup panjang dalam bidang lingkungan. Ia sangat mengucap syukur kegiatan ibadah pembukaan berjalan dengan lancar dan berharap warga Gereja Toraja secara serius turut dalam upaya memelihara bumi sebagai rumah bersama. 

“Toraja ini harus dibangun dengan sebuah pendekatan yang unik. Dari sekitar 200 ribu hektar luas wilayah Tana Toraja, sekitar 100 ribu hektar lebih yang menjadi kawasan hutan, 80 hektar di antaranya adalah hutan lindung. Sementara di Toraja Utara 50 persen adalah hutan lindung. Artinya mayoritas hutan di Toraja tidak bisa ditebang karena 84 persen adalah hutan lindung. Ini merupakan hutan yang disiapkan sebagai penjaga bagi daerah yang lain. Kita kecil, tapi keberlangsungan ekosistem lingkungan di tanah Sulawesi ini sangat bergantung pada bagaimana orang Toraja merawat hutannya,” ungkap William dalam sambutannya.  

William juga mengajak seluruh pihak melibatkan diri dalam upaya menjaga hutan. Jika perlu melibatkan seluruh penjuru nusantara dan komunitas internasional. Isu hutan merupakan isu internasional. Hutan adalah salah satu aset paling berharga di dunia. Di depan kamera, ia menyampaikan ajakan dalam bahasa Inggris.

My fellow, my friends the global community. I'm standing here with the community of Toraja Church with the government, with the people of Toraja.  We would like to invite you to come to Toraja to be part of the effort to preserve to protect and sustain the forest of Toraja. We would like to be part of the effort of the global community to save the world. Please come, please enjoy and please be part of this initiative. 

Keberadaan hutan Toraja menjadi sangat penting karena luas kawasan hutan lindung yang sangat besar. Seperti diketahui, dari sekitar 120 juta hektar hutan di Indonesia hanya 25 persen yang merupakan hutan lindung. 

Baca juga Gereja Toraja Rayakan HUT ke-78 di Hutan, Bupati Tana Toraja: Keren

Jumat, 07 Maret 2025

Yonatan S. Rompon Dinobatkan sebagai Pemenang Sayembara Logo SSA XXVI Gereja Tor...

Acara Launching Logo SSA XXVI Gereja Toraja yang dipimpin oleh Pdt. Dr. Alpius Pasulu', M.Th., selaku sekretaris panitia pengarah yang disiarkan melalui Kanal Youtube TS Channel pada 3 Maret 2025, menobatkan Yonatan S. Rompon dari Jemaat  Pa'besenan sebagai pemenang Sayembara Logo SSA XXVI Gereja Toraja. Sayembara yang dibuka sejak Desember 2024 diikuti oleh 12 peserta. Berikut daftar nama peserta sebagai berikut :

  • Ade Yuna Tonda, 
  • Andarias Ilang, 
  • Andrew Pradhana Pangala, 
  • Christien Lin Seleng,
  • Imanuel Tandi Soma, 
  • Ino Putri Ardania, 
  • Jepri Reskita Friber, 
  • Marnolinus Ledon, 
  • Sem P. Andilolo, 
  • Verdi 
  • Widya Juniarty, 
  • Yonatan S. Rompon, 
SSA XXVI Gereja Toraja

Berikut makna logo SSA XXVI Gereja Toraja :

FragmenMakna
Burung merpati dapat diberi makna sebagai simbol Roh Kudus, Roh yang menyertai perjalanan hidup dan pelayanan orang percaya dan warna hijau pada simbol burung merpati melambangkan kehidupan dan pertumbuhan orang percaya tetap dalam kasih Allah dan lindungan Roh Kudus.
Salib berwarna merah bermakna pengorbanan Kristus yang menebus dosa dan tanda kasih Allah yang paling besar. Warna merah juga melambangkan keteguhan dan kekuatan orang percaya dalam memberitakan keselamatan di dalam Kristus.
Payung (Payung Ri Luwu) dan siluet Istana Luwu sebagai simbol yang identik dengan masyarakat Luwu melambangkan tempatpelaksanaan SSA XXVI yaitu di Tana luwu.
Tulisan SSA XXVI yang menggunakan huruf menyerupai aksara Lontara yang sangatterkenal sebagai salah satu kearifan lokal daerah Tana Luwu. Warna ungu pada tulisan  memiliki arti kedaulatan, pertobatan, keagungan, kesederhanaan, dan kerendahan hati.

Gelombang dengan dua warna menggambarkan dinamika kehidupan warga gereja dalam sepanjang sejarah perjalanan Gereja Toraja. Warna hijau melambangkan kehidupan, ketenangan,  pertumbuhan Iman dan warna pengharapan. Hijau juga bermkana kemurahan hati, keselamatan dari Allah yang menyembuhkan dan memperbaharui.

Tulisan Tana Luwu – 2026 menandakan tempat dan tahun pelaksanaan SSA XXVI Gereja Toraja.

 

Adapun SSA Sidang Sinode XXVI akan dilaksakan pada tahun 2026, di wilayah 1 Tana Luwu.

Video LAUNCHING LOGO SSA XXVI GEREJA TORAJA 2026

Jumat, 10 Januari 2025

Sekda Tana Toraja Ungkap Perhatian Nyata Pemerintah bagi Disabilitas

Melepas pawai disabilitas dalam rangkaian peringatan Hari Disabilitas Internasional ( HDI ), Sekda Tana Toraja dr. Rudhy Andilolo mengungkapkan sejumlah perhatian serius dan kongkrit pemkab Tana Toraja terhadap disabilitas. Rudhy mengatakan sejak ditetapkannya Perda No. 5/2023 tentang kabupaten Inklusif dan Pelindungan Disabilitas, perhatian dan layanan terhadap para yang berkebutuhan khusus itu kian gencar dilakukan. 

Dr. Rudhy menyampaikan apresiasi khusus kepada Yayasan Eran Sangbure Mayang ( YESMa) melalui program Inklusi kemitraan Indonesia - Australia dalam mendorong kegiatan pemberdayaan dan perhatian bagi disabilitas dan kelompok rentan lainnya. Ia menyebutkan jika para disabilitas di Tana Toraja untuk tidak perlu lagi ragu untuk mengakses berbagai layanan, baik pendidikan, kesehatan serta kebutuhan lainnya dengan mudah, terjangkau, dan setara. Bahkan untuk mengisi formasi CPNS Pemkab Tana Toraja juga telah membuka lowongan dalam penerimaan yang lalu, meski belum ada peminatnya. 

Para disabilitas juga kini telah disiapkan berbagai kemudahan dalam layanan baik administrasi maupun pembangunan. "Tidak ada  diskriminusasi, bully. Tana Toraja sebagai kabupaten inklusi, akan berjuang terhadap hak- hak dan kesetaraan bagi semua. Semua berhak mendapatkan pelayanan dari pemerintah," ungkapnya.

Pawai yang dilepas  di depan panggung kolam Makale  dan berakhir di Gedung Tammuan Mali’ diikuti oleh para disabilitas pelajar SLB dari dua kabupaten, Tana Toraja dan Toraja Utara. 

Peringatan HDI tahun 2024 digagas oleh Ikatan Guru Pendidik Khusus, dengan berbagai kegiatan. Ada sejumlah festival, perlombaan serta pertandingan untuk pembinaan mental, bakat minat serta potensi disabilitas. Juga pelatihan peningkatan kapasitas para pendidiknya. Acara itu juga melibatkan  para lembaga mitra, diantaranya YESMa, orang tua serta pendamping dengan dukung penuh oleh Pemerintah.

Baca juga : Kisah Inspiratif Disabilitas dari Rembon, Yulianti Menembus Keterbatasan untuk Mandiri

 

Pewarta : Fred

Lahir di awal tahun 1968 dengan nama Bulletin Gereja Toraja.

Pengunjung :

  • Hari Ini: 18

  • Minggu Ini: 100

  • Bulan Ini: 333

  • Tahun Ini: 3.6rb

  • Total Kunjungan: 3.6rb

Social Media

Copyright Tutungan Bia' © All rights reserved | This is made by Denson Patibang

  • Terms of use
  • Privacy Policy
  • Contact