• Beranda
  • Berita
  • Artikel
  • Profil
  • Dokumen
Trending now
  • Jumat, 13 Juni 2025

Berita Terbaru

Redaksi 2

Ketua Umum Panitia HUT ke-78 Gereja Toraja, Willia...

Redaksi 2

Gereja Toraja Rayakan HUT ke-78 di Hutan, Bupati T...

Redaksi 2

70 Peserta Dinyatakan Lulus Tes Calon Proponen Ger...

Redaksi 2

Yonatan S. Rompon Dinobatkan sebagai Pemenang Saye...

Redaksi 2

Sekda Tana Toraja Ungkap Perhatian Nyata Pemerinta...

Berita Lainnya

Kamis, 13 Februari 2025

Melewati Banjir Demi Pekabaran Injil

Tangmentoe, 12 Februari 2025 – Perjalanan menuju pelayanan sering kali diwarnai tantangan yang menguji ketangguhan dan komitmen. Itulah yang dialami oleh Pdt. Laurens Jan Vogelaar saat hendak menjadi pembicara pada Training of Trainers (TOT) Brosur Pekabaran Injil (PI) di Tangmentoe. Perjalanan yang seharusnya lancar berubah menjadi perjuangan penuh ketidakpastian akibat banjir besar di Maros yang melumpuhkan jalur darat.

Pada 11 Februari 2025, Pdt. Laurens Jan Vogelaar—akrab disapa Pdt. Laurens—berangkat dari Makassar dengan bus malam, berharap tiba di Tangmentoe pada pagi hari. Namun, harapan itu pupus ketika bus yang ditumpanginya terjebak kemacetan panjang akibat banjir yang merendam wilayah Maros. Hingga pukul 05.00 WITA keesokan harinya, bus masih tak bisa bergerak. Situasi semakin sulit karena genangan banjir juga meluas hingga Barru dan Parepare, menutup seluruh akses darat menuju Toraja.

Di tengah keterbatasan pilihan, Pdt. Laurens memutuskan untuk turun dari bus dan mencari jalan lain. Setelah mempertimbangkan berbagai opsi, akhirnya ia menemukan penerbangan ke Toraja pada 12 Februari pukul 09.35 WITA. Tanpa ragu, ia memilih jalur udara agar bisa tetap memenuhi tugasnya di Tangmentoe.

Tepat pukul 11.15 WITA, Pdt. Laurens tiba di lokasi kegiatan. Ia ditemani Pnt. Yunus Buana Patiku, Wakil Sekretaris Umum BPS Gereja Toraja yang sama menumpangi pesawat yang sama dari Makassar. Para peserta TOT yang telah menunggu sejak jam 9 pagi tetap antusias menyambut kehadirannya. Meskipun masih lelah setelah perjalanan yang penuh tantangan, semangatnya untuk membagikan materi tidak surut. Dengan penuh energi, ia menyampaikan materi terkait Pekabaran Injil, menyiapkan para fasilitator yang kelak akan turun ke klasis dan jemaat-jemaat untuk mendorong setiap warga gereja melaksanakan misi penginjilan.

Antusiasme peserta begitu tinggi hingga sesi yang seharusnya berakhir pukul 13.00 WITA harus diperpanjang hingga 15.40 WITA. Diskusi berjalan dinamis, banyak peserta yang berinteraksi langsung dengan Pdt. Laurens untuk menggali lebih dalam tentang strategi PI.

Pdt. Laurens diutus oleh GZB Belanda untuk melayani di Komisi Pekabaran Injil Gereja Toraja. Saat ini berjemaat di Gereja Toraja Jemaat Tanjung Marannu, Klasis Makassar. Komitmennya dalam pelayanan terlihat jelas, bahkan di tengah kendala perjalanan yang berat. Kejadian ini bukan sekadar cerita tentang tantangan perjalanan, tetapi juga kisah ketekunan dan dedikasi dalam melayani Tuhan dan gereja-Nya.

Perjuangan Pdt. Laurens untuk tetap hadir di Tangmentoe menjadi pengingat bahwa pekabaran Injil bukan sekadar tugas biasa, tetapi panggilan yang harus dijalani dengan kesungguhan hati, melewati berbagai rintangan dengan keyakinan bahwa Tuhan selalu menyertai perjalanan hamba-Nya. (*/unu)

 

Pewarta : Yunus Buana Patiku

Selasa, 04 Maret 2025

Adakan Pembinaan Pegawai se-Klasis Makassar Tengah, BPK Hadirkan Wasekum BPS dan...

Makassar – Pembinaan Pegawai Gereja Toraja se-Klasis Makassar Tengah yang diadakan oleh Badan Pekerja Klasis Makassar Tengah berlangsung dengan baik dan lancar. Bertempat di Grand Maleo Hotel lantai 3, kegiatan pembinaan ini diikuti oleh seluruh pekerja gereja dari 10 jemaat, para pendeta dan beberapa sekretaris/bendahara jemaat. 

Hadir sebagai narasumber Yunus Buana Patiku selaku Wakil Sekretaris Umum BPS yang membawakan materi Penataan Administrasi Gereja Toraja, Adrianus Sandy Kalalimbong selaku sekretaris BPK Makassar Tengah membawakan materi Sosialisasi Peraturan Kepegawaian Gereja Toraja, dan BPJS Tenaga Kerja Makassar yang membawakan materi Tunjangan Keselamatan Kerja dan Jaminan Hari Tua.

Antusias peserta mengikuti kegiatan ini cukup tinggi. Nampak dari banyaknya pertanyaan yang muncul, bahkan kegiatan yang semula direncanakan selesai pada pukul 15.30 Wita harus ditambah durasinya sampai pukul 17.00 Wita karena beberapa orang masih berharap bisa diberi kesempatan untuk bertanya. 

Kegiatan dimulai pukul 08.45 Wita dengan ibadah yang dipimpin oleh Pdt. Kristian, dan ditutup dengan doa oleh Pdt. Martinus Tangketasik pada pukul 17.00 Wita. 

 

Pewarta : Eltuin

Kamis, 06 Maret 2025

LOWONGAN UNTUK MENJADI CAMPAIGN AND ADVOCACY STAFF

Kepada seluruh warga Gereja Toraja,

Yayasan Motivator Pembangunan Masyarakat (YMPM) Kondoran membutuhkan tenaga staf untuk dikontrak pada program Rural Youth Climate Action Movement For Cool Farming in Indonesia (RYCAM) dengan Posisi Campaign and advocacy Staff. BPS Gereja Toraja selaku Pembina YMPM mengundang warga Gereja Toraja yang memenuhi syarat untuk mendaftar. Formasi, kualifikasi yang dibutuhkan, serta syarat dan ketentuan dapat dibaca dalam lampiran lowongan  

Batas akhir pengiriman berkas selambat-lambatnya 15 Maret 2025. Informasi lebih lanjut dapat menghubungi Manajer Program Motivator, Sdr. Tandu Ramba pada nomor 081343604500.

Sabtu, 25 Januari 2025

HASILKAN RIBUAN ALUMNI, BINTRANITA SUKSES LAHIRKAN 72 ANGKATAN TERAMPIL

Suara mesin jahit menggema di ruang jahit BINTRANITA. Baju dan seragam hasil jahitan juga banyak tergantung di dinding dan manekin. Beberapa percak kain sisa jahitan masih bertebaran di bawah mesin jahit. Samping itu, di ruang salon beberapa orang tengah mengikuti kursus potong rambut dan creambath dengan antusias. Selain tempat cuci rambut, di sudut ruangan salon juga  terdapat meja dan lemari yang penuh dengan aksesoris pengantin dan peralatan nail Art. 

BINTRANITA, rumah bimbingan keterampilan bagi wanita dan remaja yang ingin mengembangkan bakat di bidang menjahit dan tata rias ini berlokasi di Rantepao Toraja Utara. BINTRANITA yang merupakan salah satu unit pembinaan Pengurus Pusat Persekutuan Wanita Gereja Toraja (PWGT) dari Yayasan Gereja Toraja sudah melahirkan 72 angkatan dari tahun 1975 hingga tahun 2024  dengan ribuan alumni yang sudah tersebar di seluruh Indonesia. Beberapa alumni BINTRANITA yang tersebar juga sudah sukses memiliki salon dan boutique sendiri. 

“Kami melayani ibu-ibu dan anak remaja dari berbagai kalangan tanpa membedakan sosial dan agama,” ujar Lily Bua Palinggi selaku Manager BINTRANITA Rantepao. Selain keterampilan, kehadiran BINTRANITA juga bertujuan agar peserta mampu mengelolah dirinya, keluarga, lingkungan dan membuat para peserta bisa mandiri dalam meningkatkan ekonomi keluarga. BINTRANITA juga menyediakan subsidi kursus salon dan mejahit baik reguler dan private dengan harga yang lebih terjangkau. Selain itu ada jasa laundry dan jasa salon yang bisa dipanggil atau dipesan sebelumnya. Di pertengahan tahun 2024 BINTRANITA juga menambahkan Nail Art sebagai salah satu jasa yang tersedia bagi masyarakat Toraja Utara. 

Damaris Rumambo sebagai instruktur tata rias/salon mengatakan dirinya mengajar dan membimbing peserta dari dasar hingga terampil dan bisa mandiri di masa yang akan datang. “Di BINTRANITA khususnya kelas salon, kami mengajar mereka dari dasar, mulai dari pengenalan alat dan produk makeup, cara bermakeup hingga bisa merias pengantin,” ungkapnya.

Lin Siama yang juga menjadi instruktur menjahit mengatakan hal yang sama, BINTRANITA menerima 25 hingga 30 peserta kelas menjahit dalam 1 angkatan. “Proses belajar mengajar kami mulai dari nol, walaupun dalam proses belajar ada peserta yang sudah mahir dan ada peserta yang belum pernah menyentuh mesin tetap sama kami ajarkan dari dasar.” Untuk tiap peserta menjahit disediakan 1 mesin jahit beserta alat-alatnya. 

Dalam penamatan BINTRANITA Angkatan 72 tanggal 18 Desember 2024 yang lalu, Lily selaku manager dalam sambutannya mengungkapkan bahwa dengan keterampilan yang dimiliki para lulusan, peluang untuk kerja dan berusaha ke depan sangat luas terbuka. Dirinya juga berharap setiap peserta yang telah selesai pelatihan boleh mengembangkan diri lebih jauh lagi. 

“Kami dari BINTRANITA berharap setiap peserta tetap berkomunikasi, kita juga tetap bisa saling support, saling mengingatkan, saling memberi masukan, dan saling menopang. Alumni BINTRANITA PWGT siap mensupport pekerjaan, pelayanan bersama-sama di Gereja Toraja," tutupnya. 

 

Pewarta :  Imel

Sabtu, 01 Maret 2025

MEWUJUDKAN ECCLESIA DOMESTICA (Laporan dari Sidang MPL PGI 2025 di Batu Malang 7...

Sidang Majelis Lengkap Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (MPL-PGI) tahun 2025 diselenggarakan pada tanggal 7-10 Februari 2025 di Batu, Malang, Jawa Timur. Tuan dan Puan Rumah adalah Gereja Protestan Indonesia di Bagian Barat (GPIB).  Kegiatan ini merupakan sidang tahunan pertama setelah Sidang Raya XVIII PGI 2024 di Toraja. Dengan demikian Sidang MPL 2025 adalah sidang pertama yang bertugas menterjemahkan Keputusan SR Toraja menjadi Program Kerja Lima Tahun (Prokelita) PGI 2024-2029.

Ketua Umum BPS Gereja Toraja hadir di Sidang MPL sebagai Ketua 1 MPH PGI 2024-2029. Anggota MPL PGI dari Gereja Toraja, Pdt. Christian Tanduk, M.Th, berhalangan untuk hadir, sehingga diwakilkan kepada Wakil Sekretaris Umum, Pnt. Yunus Buana Patiku. Selain itu, ada 4 peserta MPL PGI 2025 dari Gereja Toraja yang hadir mewakili lembaga yang berbeda, yakni mantan Ketua 1 BPS Gereja Toraja yang saat ini sedang menjabat sebagai Presiden WCC Pdt. Dr. Henriette Hutabarat Lebang, M.A. yang juga hadir mewakili Lembaga Alkitab Indonesia; Pdt. Daniel Patandianan, S.Th, yang hadir sebagai utusan PGIW Kalimantan Utara; Pdt. Doli Rante Pangloli, S.Th yang hadir sebagai anggota MPL Mitra Pemuda dan Apt. Dahlia Dahlan, S.Farm., yang hadir sebagai anggota MPL Mitra Perempuan.

 

ISU SENTRAL

  • Ecclesia Domestica

Isu sentral yang berkembang selama persidangan diangkat dari pendalaman keputusan Sidang Raya PGI 2024 di Toraja. Salah satu isu utama yang menjadi perhatian adalah krisis dalam keluarga. Meningkatnya angka perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga menjadi keprihatinan besar, disertai dengan dampak negatif dari teknologi digital seperti pornografi dan kecanduan media sosial. Selain itu, ketimpangan sosial ekonomi, kekerasan berbasis gender, eksploitasi seksual, serta perdagangan manusia turut memperburuk kondisi keluarga.

  • Kiamat Ekologis

Tanggung jawab gereja terhadap isu lingkungan hidup menjadi perhatian utama. Kerusakan lingkungan akibat pertambangan dan alih fungsi lahan telah memicu bencana ekologis seperti banjir dan tanah longsor, serta krisis air bersih yang mengancam kehidupan masyarakat. Gereja diharapkan mengambil peran aktif dalam advokasi kebijakan yang mendukung kelestarian lingkungan, mendorong kesadaran ekoteologi, serta membangun solidaritas dengan komunitas terdampak untuk menjaga keadilan ekologis dan kesejahteraan bersama.

  • Revitalisasi Pendidikan

Banyak lembaga pendidikan yang dikelola oleh gereja mengalami kemunduran, baik dalam kualitas maupun daya saing. Padahal, pendidikan merupakan bagian tak terpisahkan dari pekabaran Injil, karena melalui pendidikan, nilai-nilai Kristiani dapat ditanamkan dan generasi mendatang dapat dipersiapkan menjadi pemimpin yang berintegritas. Oleh karena itu, gereja harus lebih serius dalam memajukan pendidikan, baik dengan meningkatkan kualitas tenaga pendidik, memperbaiki sarana prasarana, maupun memastikan akses pendidikan yang inklusif dan berkualitas bagi semua kalangan.

 

BEBERAPA CATATAN TENTANG KEPUTUSAN-KEPUTUSAN STRATEGIS

  • Ecumenical in Action-Berbagi Roti

PGI mendorong sinode-sinode gereja anggotanya untuk mewujudkan Ecumenical in Action sebagai wujud nyata dari semangat kebersamaan dalam persekutuan gereja-gereja di Indonesia. Hal ini dapat dilakukan melalui kerja sama yang erat dalam berbagai bidang pelayanan, termasuk pendidikan, sosial, dan advokasi, serta keterlibatan aktif dalam menjawab tantangan yang dihadapi jemaat dan masyarakat.

  • Menjadi Saudara Bagi Alam

Gereja harus memposisikan diri sebagai saudara bagi alam dengan menyadari bahwa seluruh ciptaan Tuhan, termasuk manusia dan lingkungan, saling terhubung dalam satu kesatuan ekologi yang utuh. Sebagai saudara, gereja tidak boleh bersikap eksploitatif terhadap alam, tetapi harus menjaganya dengan penuh kasih dan tanggung jawab, sebagaimana manusia dipanggil untuk merawat dan mengusahakan bumi (Kejadian 2:15). 

  • Literasi Digital

Kemajuan teknologi membawa dampak besar bagi kehidupan anak-anak, tetapi jika tidak diawasi dengan baik, dapat menimbulkan berbagai bahaya dan pengaruh negatif. Paparan berlebihan terhadap gawai dan internet dapat menyebabkan kecanduan, menurunkan interaksi sosial, serta menghambat perkembangan keterampilan emosional dan komunikasi anak.

  • Eksploitasi Hak Masyarakat Adat

Hilangnya hak masyarakat adat atas tanah mereka menjadi salah satu dampak serius dari ekspansi investasi besar, terutama di sektor perkebunan, pertambangan, dan infrastruktur. 

  • Penjemaatan DKG

Sosialisasi dan penjemaatan Dokumen Keesaan Gereja (DKG) 2024-2029 merupakan tanggung jawab utama sinode-sinode anggota PGI dan tidak boleh hanya diserahkan kepada PGI di Salemba 10. Sebagai bagian dari komitmen ekumenis, setiap sinode harus mampu menerjemahkan isi dan makna DKG secara kontekstual hingga ke tingkat jemaat.

Laporan lengkap dapat dibaca di “MEWUJUDKAN ECCLESIA DOMESTICA” 

 

Pewarta : Yunus Buana Patiku

Sabtu, 25 Januari 2025

Kisah Inspiratif Disabilitas dari Rembon, Yulianti Menembus Keterbatasan untuk M...

Dia Yulianti, seorang disabilitas dengan keterbatasan fisik, tangan dan kaki. Dia tinggal bersama neneknya yang sakit lumpuh di Lembang Limbong kecamatan Rembon. Anak ke 4 dari 5 bersaudara, ia lahir 15 Juli 2000  silam, ayahnya sudah lama meninggal. Hebatnya ia bisa membaca sekalipun ia tak pernah sekolah. Dia hanya diajar dulu oleh guru khusus disabilitas untuk bisa baca, tulis dan berhitung.

Kepada tutunganbia.com, Yulianti menuturkan kisahnya. Menjalani hidup dengan keterbatasan tak jadi penghalang untuk meraih asa masa depannya. Dia ternyata tak hanya merawat neneknya yang sakit, ia bisa masak bahkan memelihara ternak babi  serta berbagai aktifitas lain, layaknya tak punya keterbatasan. "Saya punya keinginanan untuk membahagiakan nenek, saya merasa  punya hutang budi, karena nenek telah membesarkan saya," katanya. 

Pengabdiannya tak ada ubahnya dengan sesamanya yang normal, keterbatasannya tak menyurutkan langkah hidupnya untuk meraih masa depannya. Yulianti pun tak mau kalah, dia mau dan ingin mandiri. Dia punya usaha, bisnis online jualan alat kecantikan. Meski ia menjalani dengan berbagai tantangan, termasuk keraguan bahkan tak jarang dia mendapatkan bullyan dan perlakuan tak pantas, tetapi semangatnya tak surut. Ia justru semakin tegar untuk meraih harapan di masa depan.

Yuliati dalam aktivitas keseharian (sumber : Fred)

Yuliati adalah salah seorang disabilitas yang cukup aktif dalam berbagai kegiatan. Ia tergabung pada DPC Tana Toraja Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia. 

 

Pewarta : Fred

Senin, 13 Januari 2025

Di balik tembok RS Elim Rantepao, Pelayanan Lebih dari Sekadar Pengobatan

“Selamat pagi, malapu’-lapu’ sia komi le’ Ambe’?” Pagi itu terdengar suara seorang pegawai menyapa pasien yang terbaring sakit di tempat tidur sedang ditemani keluarga yang menjaga. 

“Ada yang beda beberapa hari ini. Setiap pagi kita disapa oleh pegawai dan didoakan, ini pengalaman yang baru yang kami alami selama dirawat di tempat ini,” ucap salah seorang pasien.

Tahun 2025, Rumah Sakit Elim (RSE) Rantepao memiliki resolusi untuk terus berbenah menjadi lebih baik dalam melayani masyarakat. Memasuki minggu pertama 2025 ada yang baru yang terlihat dari aktivitas pegawai,  setiap pagi Pegawai RS Elim berkeliling masuk ke kamar-kamar pasien untuk berkunjung dan mendoakan mereka. Kegiatan ini dilakukan setiap hari setelah ibadah pagi pegawai. Layanan ini dikoordinir oleh Unit Kerohanian dan Pastoral. Layanan ini diberikan kepada semua pasien, baik pasien yang sedang dirawat inap maupun pasien yang dirawat di UGD, pasien yang rawat jalan di Poliklinik dan pasien yang sedang menunggu obat di Apotek. 

Suasana Doa Bersama di UGD Rumah Sakit Elim Rantepao (sumber : Aldriyanto Hendra)

RS Elim Rantepao adalah rumah sakit yang dianugerahkan Tuhan kepada Gereja Toraja secara khusus dan Masyarakat Toraja secara umum. Rumah Sakit ini merupakan Rumah Sakit tertua di Toraja, tercatat berdiri sejak tahun 1929. Kini pengelolaannya berada di bawah Yayasan Kesehatan Gereja Toraja (YKGT). 

“Kami terus berupaya berbenah, memberi layanan terbaik bagi seluruh masyarakat. Salah satu upaya yang kami lakukan tahun ini melalui unit Kerohanian dan Pastoral yakni mengoptimalkan layanan kunjungan doa yang dilakukan setiap hari dan pembacaan renungan yang dapat didengarkan di kamar pasien setiap malam hari. Layanan ini sebenarnya bukan baru pertama kali, tetapi upaya ini merupakan peningkatan dari layanan sebelumnya yang hanya menyentuh pasien yang baru rawat inap di RS Elim Rantepao,” ungkap dr. Adrian Benedict Wijaya selaku Direktur RS Elim Rantepao.

“Semoga tetap kuat, Bapak/Ibu. Tetap sabar dan lekas sehat, Tuhan pasti menolong kita, Salama’!” Seorang pegawai mengakhiri kunjungan doa di kamar pasien.

 

Pewarta : Aldriyanto Hendra

Lahir di awal tahun 1968 dengan nama Bulletin Gereja Toraja.

Pengunjung :

  • Hari Ini: 18

  • Minggu Ini: 100

  • Bulan Ini: 333

  • Tahun Ini: 3.6rb

  • Total Kunjungan: 3.6rb

Social Media

Copyright Tutungan Bia' © All rights reserved | This is made by Denson Patibang

  • Terms of use
  • Privacy Policy
  • Contact