Acara Launching Logo SSA XXVI Gereja Toraja yang dipimpin oleh Pdt. Dr. Alpius Pasulu', M.Th., selaku sekretaris panitia pengarah yang disiarkan melalui Kanal Youtube TS Channel pada 3 Maret 2025, menobatkan Yonatan S. Rompon dari Jemaat Pa'besenan sebagai pemenang Sayembara Logo SSA XXVI Gereja Toraja. Sayembara yang dibuka sejak Desember 2024 diikuti oleh 12 peserta. Berikut daftar nama peserta sebagai berikut :
Berikut makna logo SSA XXVI Gereja Toraja :
Fragmen | Makna |
![]() | Burung merpati dapat diberi makna sebagai simbol Roh Kudus, Roh yang menyertai perjalanan hidup dan pelayanan orang percaya dan warna hijau pada simbol burung merpati melambangkan kehidupan dan pertumbuhan orang percaya tetap dalam kasih Allah dan lindungan Roh Kudus. |
![]() | Salib berwarna merah bermakna pengorbanan Kristus yang menebus dosa dan tanda kasih Allah yang paling besar. Warna merah juga melambangkan keteguhan dan kekuatan orang percaya dalam memberitakan keselamatan di dalam Kristus. |
![]() | Payung (Payung Ri Luwu) dan siluet Istana Luwu sebagai simbol yang identik dengan masyarakat Luwu melambangkan tempatpelaksanaan SSA XXVI yaitu di Tana luwu. |
![]() | Tulisan SSA XXVI yang menggunakan huruf menyerupai aksara Lontara yang sangatterkenal sebagai salah satu kearifan lokal daerah Tana Luwu. Warna ungu pada tulisan memiliki arti kedaulatan, pertobatan, keagungan, kesederhanaan, dan kerendahan hati. |
![]() | Gelombang dengan dua warna menggambarkan dinamika kehidupan warga gereja dalam sepanjang sejarah perjalanan Gereja Toraja. Warna hijau melambangkan kehidupan, ketenangan, pertumbuhan Iman dan warna pengharapan. Hijau juga bermkana kemurahan hati, keselamatan dari Allah yang menyembuhkan dan memperbaharui. Tulisan Tana Luwu – 2026 menandakan tempat dan tahun pelaksanaan SSA XXVI Gereja Toraja. |
Adapun SSA Sidang Sinode XXVI akan dilaksakan pada tahun 2026, di wilayah 1 Tana Luwu.
Ketua Umum Panitia HUT ke-78 Gereja Toraja, William P. Sabandar: Hutan Toraja Me...
Pelaksanaan Ibadah Raya I sebagai rangkaian pembukaan perayaan Ulang Tahun ke-78 Gereja Toraja tahun 2025 berlangsung di Hutan Buntu Talling, Mengkendek, Tana Toraja. Ibadah raya dipimpin oleh Pdt. Robert Patannang Borrong, PhD, Ketua Majelis Pertimbangan Gereja Kristen Sulawesi Barat (GKSB). Bertolak dari bacaan Mazmur 104:30, pendeta Robert yang juga seorang penulis buku berjudul "Etika Bumi Baru" mengulas banyak hal sekaitan dengan upaya merawat bumi.
Pemilihan hutan sebagai tempat pelaksanaan kegiatan sejalan dengan komitmen ketua umum panitia, William P. Sabandar, M.Eng.Sc., Ph.D. yang punya rekam jejak yang cukup panjang dalam bidang lingkungan. Ia sangat mengucap syukur kegiatan ibadah pembukaan berjalan dengan lancar dan berharap warga Gereja Toraja secara serius turut dalam upaya memelihara bumi sebagai rumah bersama.
“Toraja ini harus dibangun dengan sebuah pendekatan yang unik. Dari sekitar 200 ribu hektar luas wilayah Tana Toraja, sekitar 100 ribu hektar lebih yang menjadi kawasan hutan, 80 hektar di antaranya adalah hutan lindung. Sementara di Toraja Utara 50 persen adalah hutan lindung. Artinya mayoritas hutan di Toraja tidak bisa ditebang karena 84 persen adalah hutan lindung. Ini merupakan hutan yang disiapkan sebagai penjaga bagi daerah yang lain. Kita kecil, tapi keberlangsungan ekosistem lingkungan di tanah Sulawesi ini sangat bergantung pada bagaimana orang Toraja merawat hutannya,” ungkap William dalam sambutannya.
William juga mengajak seluruh pihak melibatkan diri dalam upaya menjaga hutan. Jika perlu melibatkan seluruh penjuru nusantara dan komunitas internasional. Isu hutan merupakan isu internasional. Hutan adalah salah satu aset paling berharga di dunia. Di depan kamera, ia menyampaikan ajakan dalam bahasa Inggris.
My fellow, my friends the global community. I'm standing here with the community of Toraja Church with the government, with the people of Toraja. We would like to invite you to come to Toraja to be part of the effort to preserve to protect and sustain the forest of Toraja. We would like to be part of the effort of the global community to save the world. Please come, please enjoy and please be part of this initiative.
Keberadaan hutan Toraja menjadi sangat penting karena luas kawasan hutan lindung yang sangat besar. Seperti diketahui, dari sekitar 120 juta hektar hutan di Indonesia hanya 25 persen yang merupakan hutan lindung.
Baca juga Gereja Toraja Rayakan HUT ke-78 di Hutan, Bupati Tana Toraja: Keren
LOWONGAN UNTUK MENJADI CAMPAIGN AND ADVOCACY STAFF
Kepada seluruh warga Gereja Toraja,
Yayasan Motivator Pembangunan Masyarakat (YMPM) Kondoran membutuhkan tenaga staf untuk dikontrak pada program Rural Youth Climate Action Movement For Cool Farming in Indonesia (RYCAM) dengan Posisi Campaign and advocacy Staff. BPS Gereja Toraja selaku Pembina YMPM mengundang warga Gereja Toraja yang memenuhi syarat untuk mendaftar. Formasi, kualifikasi yang dibutuhkan, serta syarat dan ketentuan dapat dibaca dalam lampiran lowongan
Batas akhir pengiriman berkas selambat-lambatnya 15 Maret 2025. Informasi lebih lanjut dapat menghubungi Manajer Program Motivator, Sdr. Tandu Ramba pada nomor 081343604500.